Masih belum mengerti
mengapa azaz pertemanan itu ada, mengapa diam itu emas. Seperti caramu
mencintaiku, diam-diam yang belum tentu menjadi emas. Belum siap, katamu. Karena
kamu seorang pengangguran? Menganggur demi sebuah cita-cita yang memaksamu
untuk tidak bekerja. Alasan materi kau bilang, takut tak dapat membahagiakan
aku. Kamu pikir aku gila harta? Kamu salah, kebahagiaan tak sepenuhnya berasal
dari uang. Uang bukanlah jaminan segalanya. Sampai kapan kau akan mengubur
hasratmu dalam-dalam? Hingga sejajar dengan makam?
Entah alasan apa
sebenarnya, yang membuatmu bersikukuh mencintai dalam diam. Bukan satu jam,
sehari, seminggu, atau sebulan kita saling kenal. Tapi ini sudah bertahun-tahun. Dan
aku nyaman jika berada diantara sayapmu.
Tak pernah sekalipun kau
berbicara serius tentang hati, hanya ada rangkaian kata-kata indah yang pernah
kau kirim lewat ponsel canggih beberapa waktu yang lampau. Sejak kapan kau
pandai memainkan kata? hingga menjadi bait-bait yang membuatku susah bernafas. Huruf
per huruf, kata perkata, semuanya mirip dengan tingkah pola mu. Tak jelas ini karya
siapa, yang penting maknanya memberiku semangat untuk menunggu...
Cintaku bukan diatas
lisan, maka tak perlu ku ucapkan
Cintaku bukan dimataku,
maka tak harus ku menatapmu
Cintaku bukan pula
dijemariku, maka tak perlu ku sentuh dirimu
Wahai wanita yang ku cintai,
ku dengar gemercik dihatimu bertanya:
“dengan apa engkau
mencintaiku?”
Subhanallah...
Aku mencintaimu dengan
kebenaran
Aku mencintaimu dengan
kemuliaan
Aku mencintaimu dengan
menjaga kehormatanmu
Maha suci Allah...
Aku tak peduli mereka
berkata apa atas kebisuan cintaku
Tapi aku tetap yakin
inilah yang terbaik
Percayalah...
Dibalik cinta diamku
terdapat bukti kesungguhanku
Dibalik cinta diamku
aku selalu menjanjikan kesetiaan
Walau tak pernah aku
ucapkan
Aku ingin kita
mengukir kisah cinta kita dan bermadu kasih dibawah janji suci yang di ridhoi
Allah
Mengukir kisah yang
manis agar kelak bisa menjadi dongeng sebelum tidur bagi anak-anak kita
insyaAllah...
Andai kita tak
dipertemukan di dunia
Maka aku akan
menunggumu di surga-Nya
insyaAllah...
Tapi jika suatu saat, kau
datang dengan segala perbekalan. Apa aku siap? Terlebih untuk kita, yang
awalnya sebagai sahabat. Teman disegala musim. Kini sepertinya hatiku ambigu,
mentalku berkarat. Berjuta tanda tanya menggunung dikepala.